Kamis, 01 September 2016

Opini tentang Tri Dharma Perguruan tinggi

Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan jenjang terakhir dari pendidikan formal, mengemban peran yang penting dalam ketatanegaraan suatu bangsa. Sebab pendidikan suatu bangsa berpusat pada lingkungan perguruan tinggi. Perguruan tinggi memiliki tiga pilar dasar sebagai aktualitas yang penting bagi keberadaannya di negeri ini, disebut Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan harapan jika dipedomani dan selaras dilaksanakan akan menghadirkan intelektual yang mampu menciptakan perubahan besar bagi bangsa, tentu saja sejak menjadi mahasiswa pun tujuan-tujuan nasional penting didorong pencapaiannya oleh kaum muda. Tanggung jawab yang dipikul oleh mahasiswa tertuang dalam tri dharma perguruan tinggi. Karena mahasiswa memiliki posisi penting sebagai pejuang terdepan dalam perubahan bangsa Indonesia. Tidak sedikit mahasiswa yang tidak mengerti tentang apa sesungguhnya tanggungjawab mereka sebagai mahasiswa. Delapan dari sepuluh mahasiswa yang saya temui, mengaku tidak mengetahui apa itu tri dharma perguruan tinggi. Lalu apa yang menjadi dasar para mahasiswa ini bertindak. Sehingga tidak sedikit juga mahasiswa yang hingga saatnya lulus, mereka tidak tahu arah kemana hendak melangkah. Peran mahasiswa dalam aktualisasi tri dharma perguruan tinggi sangat di perlukan. Karena mahasiswa diharapkan untuk menjadi mahasiswa yang lebih termotivasi dan sadar bahwa betapa pentingnya peranan kita sebagai mahasiswa untuk mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yaitu “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”. Mari kita tinjau ketiga tri dharma tersebut. Tri dharma perguruan tinggi diambil dari bahasa sansekerta. “Tri” yang artinya tiga dan “Dharma” yang artinya kewajiban. Jika dijabarkan secara istilah tri dharma perguruan tinggi adalah suatu asas yang dipegang oleh setiap perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta yang ada di indonesia Setiap mahasiswa wajib dan bertanggung jawab dalam mewujudkan tri dharma tersebut. Tidak hanya mahasiswa saja, tetapi dosen-dosen yang mengajar pun wajib menjalankannya.

Yang pertama adalah pendidikan dan pengajaran. Selama mahasiswa belajar di perguruan tinggi, mahasiswa mendapatkan berbagai macam ilmu. Ilmu yang didapat berasal dari sumber yang berbeda, mulai dari apa yang diajarkan oleh dosen maupun berdasarkan pengalaman masing-masing. Tapi dalam kehidupan sosial harus ada yang namanya proses give and take.Karena itu, mahasiswa yang telah menjalankan masa studinya di perguruan tinggi dituntut untuk mentransfer ilmu-ilmunya kepada masyarakat.

Yang kedua adalah penelitian dan pengembangan. Sebuah artikel tidak akan menjadi artikel jika kita hanya mengarangnya saja dan tidak menulisnya dalam bentuk kalimat. Begitu juga dengan ilmu. Sebuah ilmu tidak akan terpakai jika tidak diaplikasikan dalam wujud nyata. Mahasiswa yang telah melakukan penelitian diharuskan untuk mengembangkan dan menerapkannya dengan harapan akan berguna bagi masyarakat di kemudian hari.

Yang ketiga adalah pengabdian pada masyarakat. Pengabdian masyarakat adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk masyarakat dan langsung dapat dirasakan manfaatnya. Mahasiswa-mahasiswa lulusan perguruan tinggi sengaja dipersiapkan untuk mengabdi pada masyarakat dengan dibekali ilmu-ilmu yang cukup. Hal itu dilakukan agar terjadi kontribusi antara perguruan tinggi dengan masyarakat. Dari sini diharapkan masyarakat akan memberikan imbalan pada perguruan tinggi yang dapat membantu perguruan tinggi dalam mengembangkan dunia pendidikan dan teknologi.

Namun masih banyak mahasiswa yang belum menyadari tentang pentingnya tri dharma perguruan tinggi. Kebanyakan dari mereka menganggap tri dharma tidak penting. Padahal kita bukan lagi seorang “siswa” tetapi sudah menjadi seorang “mahasiswa” yang merupakan generasi penerus bangsa. Tri dharma perguruan tinggi ada bukan hanya untuk dimaknai saja. Sebagai mahasiswa yang baik, kita juga harus melaksanakannya dengan sepenuh hati. Point-point penting dalam pilar perguruan tinggi tentunya mengenai pendidikan dan pengajaran antara dosen dan mahasiswa/i dengan dilakukannya penelitian dan pengembangan atas apa yang telah diperoleh selama mengikuti perkuliahan yang dilakukan kepada masyarakat berupa pengabdian dari masing-masing mahasiswa/i sesuai bidang yang digelutinya. Pendidikan dan pengajaran dilakukan demi terwujudnya mahasiswa/i yang bisa mengharumkan nama bangsa. Penelitian dilakukan sebagai bentuk dari keikutsertaan dosen dan mahasiswa/i dalam rangka memajukan pendidikan dan peradaban di Indonesia. Penerapan dan pengabdian dilakukan melalui berbagai cara yang ditempuh guna menciptakan budaya baru yaitu “Mengabdi dan menanamkan keikhlasan dan sikap rendah hati” pada setiap lulusan perguruan tinggi.

Agar nilai-nilai dalam tridarma perguruan tinggi bisa diaplikasikan dengan baik, mahasiswa/i harus bisa membekali diri dengan banyak ilmu pengetahuan. Selain dari kegiatan perkuliahan, mahasiswa/i bisa berinisiatif untuk mendapatkan tambahan ilmu lain dari perpustakaan dan organisasi kemahasiswaan. Aktifnya seorang mahasiswa di lingkup sosial dapat melatih diri agar menjadi insan yang bermental kuat, seperti ikutserta dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Koperasi, dll. Hal utama yang dilakukan seorang mahasiswa/i setelah pendidikan adalah melakukan riset sesuai program studi masing-masing, mempersiapkan Kuliah Kerja Nyata (KKN) secara matang serta melakukan cara-cara pengabdian lain yang lebih ampuh demi kelancaran aplikasi penerapan pilar-pilar perguruan tinggi khususnya dalam lingkungan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Aksi nyata yang kurang diterapkan dari pilar-pilar perguruan tinggi adalah pengabdian. Pengabdian yang dilakukan mahasiswa/i tidak harus selalu melakukan demonstrasi atau turun ke jalan,  namun dimulai dari langkah kecil seperti penerapan dalam lingkungan rumah dan atau masyarakat sekitar. Misalnya ada seorang lulusan dokter, ia harus bisa mengamalkan apa yang telah ia dapat kepada orang lain seperti rela membantu dan mengobati orang lain tanpa pamrih serta menjadi pelopor kesehatan di sekitarnya. Contoh lain yaitu ketika ada seorang remaja yang stres karena menjadi korban broken home, lulusan psikologi harus bisa membantunya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar